|
Wanita Shalihah
Sese orang bertanya pada
seseorang bagai mana Wanita Shalihah Wanita yang didunianya solehah
akan menjadi cahaya bagi keluarganya, melahirkan keturunan yang baik
dan jika wafat di akhirat akan menjadi bidadari Hikam :
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka
menahan pandangannya dan memelihara faraz-nya. Yang demikian itu lebih
suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat.
Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka
menahan pandangannya dan memelihara faraz-nya dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya.
Rosulullah SAW bersabda: "Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik
perhiasan adalah wanita yang solehah." (HR. Muslim)
Wanita solehah merupakan penentram batin, menjadi penguat
semangat berjuang suami, semangat ibadah suami. Suami yakin tidak akan
dikhianati, kalau ditatap benar-benar menyejukkan qolbu, kalau
berbicara tutur katanya menentramkan batin, tidak ada keraguan
terhadap sikapnya.
Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka
menahan pandangannya dan memelihara faraz-nya dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya.
Rosulullah SAW bersabda: "Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik
perhiasan adalah wanita yang solehah." (HR. Muslim)
Wanita solehah merupakan penentram batin, menjadi penguat semangat
berjuang suami, semangat ibadah suami. Suami yakin tidak akan
dikhianati, kalau ditatap benar-benar menyejukkan qolbu, kalau
berbicara tutur katanya menentramkan batin, tidak ada keraguan
terhadap sikapnya.
Agar wanita solehah selalu konsisten yaitu dengan istiqomah menimba
ilmu dari alam dan lingkungan di sekitarnya dan mengamalkan ilmu yang
ada. Wanita yang solehah juga dapat berbakti terhadap suami dan
bangsanya dan wanita yang solehah selalu belajar. Tiada hari tanpa
belajar.
Keluarga Sakinah Harus didirikan atas beberapa aspek,
antara lain ;
1. Seluruh komponen rumah tangga yang
memiliki sikap berbeda akan menjadi sinergi yang saling mendukung dan
perbedaan tersebut menjadi rahmat dan bukan saling menghambat.
2. Perlu menghindarkan
sikap menonjolkan diri atau mengganggap dirinya
paling penting dan berpengaruh.
3. Sikap ikhlas menjadi
modal dasar yang utama, terutama bagi orang tua
4. Contoh dan suri
tauladan yang baik dari orang tua sangat menentukan
perkembangan anak.
5. Kesabaran dalam mendidik anak juga
dituntut dari orang tua karena tiap anak memiliki sikap yang berbeda
6. Bila kita memiliki kelebihan dana /
keuangan dalam keluarga, sebaiknya digunakan untuk ibadah (sedekah,
dll) dan mengisi dengan ilmu yang bermanfaat (ilmu sekolah dan
masyarakat).
7. Selalu mengikuti perkembangan anak dan
kita bekali mereka dengan ilmu (agama dan dunia), ketika mereka masih
kanak-kanak kita tanamkan nilai-nilai agama dan budi pekerti yang baik,
sedangkan ketika mereka remaja kita dapat menjadi teman curhat (
curahan hati ) mereka yang penuh dengan dinamika apalagi kondisi saat
itu perlu kita waspadai ( kasus narkoba, dll. )
8. Untuk membangun keluarga sakinah minimal
ditunjang oleh suri tauladan, cinta ilmu dan sistem yang islami.
Contoh sederhananya adalah membiasakan menjalankan sesuatu dengan do'a,
mengucapkan salam dan membalasnya, dll.
Sehingga akhirnya rumah tangga - rumah tangga yang sakinah dapat
menjadikan masyarakat kita yang baik dan penuh dengan nilai agama dan
budi pekerti. Semua ikhtiar kita bergantung kepada Allah SWT. Marilah
kita hidupkan rumah kita dengan ibadah kepada Allah dan menggunakan
dana yang didapatkan secara halal di jalan Allah pula.
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia. Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan perkataan "ah", dan janganlah kamu membentak mereka.
Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Isra: 23).
Dari Abu Hurairah, dia berkata, telah dating kepada Rasulullah saw,
seorang laki-laki lalu bertanya:, "Wahai Rasulullah, siapakah yang
lebih berhak untuk saya pergauli dengan baik?" Beliau menjawab, "Ibumu"
dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ibumu" dia
bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ibumu" dia bertanya
lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ayahmu". (HR Muslim)
source: kajian
Ch_islamica by aa_doni |