Mengenal Allah, RasulNya dan Islam

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (tauhid) seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) kelangit,

pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat". (QS.Ibrahim;24-25)

Ibarat rumah besar dan megah, tidak bisa berdiri kokoh kalau pondasinya tidak kuat. Begitu juga seorang muslim, agar menjadi muslim yang kuat, baik iman maupun amal,

ia mesti mempunyai pijakan dan landasan yang kuat. Terlebih lagi seperti sekarang ini di saat permasalahan hidup semakin kompleks seorang muslim agar tidak terbawa arus, ada tiga pondasi yang mesti dibangunnya dengan kokoh, yaitu :

Pertama : Marifatullah yaitu mengenal Allah yang mencakup Nama-nama dan Sifat-sifat-Nya, perbuatan-Nya dan Hak-hak-Nya. Mengenal nama-nama Allah yang indah dan sifat-sifat-Nya yang agung maksudnya,

mengerti nama dan sifat Allah dan maknanya serta mengaplikasikan nilai yang terkandung di balik nama dan sifat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya di antara nama Allah adalah "AL GAFUR" ( Maha Pemaaf) dan Allah bersifat memaafkan semua kesalahan hamba-Nya yang bertobat hingga dosa syirik selama nyawa belum ada di kerongkongannya.

Seorang hamba juga disuruh untuk bisa memaafkan kesalahan orang lain baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat dan berbangsa, bukan sebaliknya menjadi orang atau bangsa yang pendendam,

hanya karena masalah sepele nyawa orang begitu cepat dihilangkan, atau karena alasan yang tidak mendasar masyarakat yang tidak berdosa menjadi korban. Kalau Allah begitu senang dan cepat memaafkan kesalahan kita, kenapa kita tidak mau saling memaafkan kesalahan di antara kita?.

Dan mengenal perbuatan Allah maksudnya menyadari Allah sebagai Pencipta segalanya yang mengaruniai rizki, memberi manfaat dan Mudharat bahkan yang bisa menghidupkan dan mematikan.

Menyadari bahwa kita adalah hamba yang wajib mentaati semua perintah dan ketentuan-Nya serta menjauhi larangan-Nya demi kebaikan kita semua.

Kita menghambakan diri kepada-Nya yang menjadi hak Allah pada hamba-Nya dan merupakan tujuan dari penciptaannya di dunia sebagaimana firman-Nya;

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku" ( QS. Adz Zaariyat ; 56 ).

Ibadah memiliki arti yang universal yaitu mewujudkan nilai-nilai kebenaran yang berdasarkan keimanan. Bukan hanya sebatas ibadah ritual semata.tetapi ibadah sosial dan lainnya.

Kedua : Ma rifaturrasul, maksudya mengakui Muhammad sebagai utusan Allah kepada seluruh manusia dan menjadikannya sebagai teladan dalam semua segi kehidupan.

Allah sengaja mengangkat utusan-Nya seorang manusia agar seluruh kehidupannya bisa menjadi contoh bagi umat manusia.Dan inilah hikmah yang utama beliau diutus, sebagaimana firman-Nya :

"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasullullah itu suri tuladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah " ( QS. Al Ahzab ; 21 ).


Meneladani Rasullullah dalam ibadah dan ahlaknya baik sebagai seorang pribadi, kepala rumah tangga dan sebagai kepala negara adalah kewajiban semua orang yang mengaku sebagai pengikut nabi Muhamad

dan inilah maksud dan konsekwensi dari persaksiannya yang mengatakan "Asyhadu anna Muhammadan rasulullah". Yaitu dia mengakui Muhammad utusan Allah dan mau menjadikannya sebagai uswah (teladan).

Sebagai seorang pribadi beliaulah yang paling merasakan beratnya penderitaan umat, dengan selalu mengedepankan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri,

sebagaimana yang disaksikan oleh Allah dalam firman-Nya,"Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kalanganmu sendiri,terasa berat olehnya penderitaanmu,

sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman".(QS.Attaubah;128)

Sebagai kepala rumah tangga beliau sukses dalam mewujudkan rumah tangga yang sakinah, bersama sembilan orang istri , dengan kondisi yang sederhana beliau bisa memberikan ketenangan dan kedamaian antara sesama istrinya.

Dan kesuksesannya sebagai kepala negara diakui oleh semua kalangan. Dalam waktu dua puluh tiga tahun beliau berhasil mengangkat harkat dan peradaban manusia yang menjadi rahmat bagi seluruh alam sampai akhir zaman.

Dengan demikian siapapun orangnya dan apapun profesinya, dia akan bisa mencontoh Rasullullah dan menjadikannya figur yang ideal.

Di samping menjadi kewajiban, mencontohi dan meneladani Rasullullah juga sebuah manifestasi dari kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Sebagaimana firman Allah SWT : "Katakanlah, jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Rasullullah) niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang " ( QS. Ali Imron ; 31 ).

Dan sebaliknya keengganan seseorang untuk mencontoh Nabinya dan selalu berbeda dengannya merupakan penyebab kehancurannya. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasullullah bersabda :

" Tinggalkan apa yang aku tinggalkan, sesungguhnya hancurnya umat-umat sebelum kamu disebabkan karena banyaknya pertanyaan mereka dan perbedaan dengan Nabinya,

apabila aku melarangmu terhadap sesuatu maka tinggalkanlah dan apabila arumah tangga yang sakinah, bersama sembilan orang istri , dengan kondisi yang sederhana beliau bisa memberikan ketenangan dan kedamaian antara sesama istrinya.

Dan kesuksesannya sebagai kepala negara diakui oleh semua kalangan. Dalam waktu dua puluh tiga tahun beliau berhasil mengangkat harkat dan peradaban manusia yang menjadi rahmat bagi seluruh alam sampai akhir zaman.

Dengan demikian siapapun orangnya dan apapun profesinya, dia akan bisa mencontoh Rasullullah dan menjadikannya figur yang ideal.

Di samping menjadi kewajiban, mencontohi dan meneladani Rasullullah juga sebuah manifestasi dari kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Sebagaimana firman Allah SWT : "Katakanlah, jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Rasullullah) niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang " ( QS. Ali Imron ; 31 ).

Dan sebaliknya keengganan seseorang untuk mencontoh Nabinya dan selalu berbeda dengannya merupakan penyebab kehancurannya. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasullullah bersabda :

" Tinggalkan apa yang aku tinggalkan, sesungguhnya hancurnya umat-umat sebelum kamu disebabkan karena banyaknya pertanyaan mereka dan perbedaan dengan Nabinya,

apabila aku melarangmu terhadap sesuatu maka tinggalkanlah dan apabila awaaaaaaaa!
bye GOD BLESSS!! tell next time........

DEN DEN

source : Email Ch_Islamica@groups.yahoo.com